
Kembar mayang atau gagar mayang pada upacara kematian menjadi pertanda bahwa individu telah mencapai usia dewasa tetapi belum menikah. Dengan demikian, gagar mayang ini menandakan bahwa mereka telah memasuki masa akil balig.
Sama seperti acara pernikahan, gagar mayang juga terbuat dari janur, daun ringin, Manggar dan lainnya. Selain itu, gagar mayang ini berjumlah 2. Dengan harapan agar almarhum mendapatkan jodoh kelak di akhirat.
4. Makna Filosofis
Setiap elemen dalam gagar mayang memiliki makna filosofis yang mendalam, seperti daun beringin yang melambangkan perlindungan dan keteduhan, serta alang-alang yang menjadi simbol ketahanan. Karena itu, gagar mayang harus di buat dengan lengkap.
Hal ini mencerminkan harapan agar almarhum mendapatkan kedamaian di alam baka. Terlebih, banyak yang menyebut urusan di dunia juga akan terbawa di akhirat. Artinya, jika seseorang masih memiliki tanggungan di dunia sulit untuk tenang di akhirat.
5. Warisan Leluhur
Tradisi penggunaan kembar mayang dalam upacara kematian merupakan warisan dari para leluhur yang terus populer di kalangan masyarakat Jawa hingga kini. Ini menunjukkan penghormatan terhadap tradisi dan nilai-nilai budaya.
Selain menjadi warisan leluhur, gagar mayang juga menjadi simbol untuk melepas kepergian almarhum. Dengan tradisi ini, almarhum bisa pergi dengan tenang. Terlebih kehidupan di akhirat lebih kekal daripada kehidupan di dunia.
6. Simbol Peralihan
Mitos gagar mayang yang selanjutnya yaitu, melambangkan peralihan dari dunia fana ke alam baka, menandakan perjalanan roh menuju kehidupan selanjutnya. Ini menjadi simbolisasi perpindahan dari satu fase kehidupan ke fase berikutnya.
One Comment