EdukasiTokoh

Mitos Bulan Suro yang Populer di Kalangan Masyarakat Jawa, Benarkah Tidak Boleh Dilanggar?

Malam 1 Suro merupakan tahun baru dalam penanggalan Jawa. Sementara umat muslim, menyebutnya sebagai tahun baru Islam. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang melakukan tradisi ataupun amalan khusus. Terlebih terdapat beberapa mitos bulan Suro yang populer.

Masyarakat Jawa sering melakukan tradisi seperti larungan saat malam 1 Suro. Tradisi ini sudah turun temurun dari orang zaman dahulu. Secara garis besar, tradisi tersebut bertujuan sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan.

Ketika melaksanakan prosesi larungan, biasanya masyarakat setempat akan membuat tumpeng lalu melarungnya ke laut ataupun danau. Selain itu, terdapat tumpeng hasil bumi yang sengaja dijadikan sebagai keroyokan oleh masyarakat sekitar.

Baca Juga :  Pesona Batik Indonesia Memukau Dunia, Bukti Kekayaan Budaya Nusantara

Dalam agama Islam, bulan Muharam atau suro termasuk dalam bulan yang baik. Oleh karena itu, umat muslim harus memperbanyak amal ibadah saat memasuki bulan Muharram. Hal ini bertujuan agar Kita senantiasa mendapatkan rezeki dan lindungan dari Allah SWT.

Mitos Bulan Suro yang Sering Menjadi Perbincangan Masyarakat

Meskipun termasuk dalam bulan yang baik, namun sebagian masyarakat Jawa masih meyakini adanya mitos tentang bulan Muharram atau Suro. Mitos ini cukup populer hingga zaman sekarang. Berikut beberapa mitos malam 1 Suro yang populer di Jawa, yakni:

Baca Juga :  Strategi Memasarkan Tenun Indonesia ke Mancanegara

1. Larangan Keluar Rumah

Masyarakat Jawa percaya bahwa banyak gangguan negatif saat malam 1 Suro datang. Oleh karena itu, banyak orang ketakutan keluar rumah saat malam hari. Terlebih larangan keluar rumah sudah menjadi mitos yang terjadi secara turun temurun sejak zaman dahulu.

Baca Juga :  Keuntungan Membuka Jasa Konstruksi, Tertarik Mencoba?
1 2 3 4Laman berikutnya
Tampilkan lebih banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berkaitan

Back to top button