
Dalam hal ini, ia menekankan soal pola pikir masyarakat Jakarta yang bisa melestarikan budaya dari mana saja. Bahkan ia berharap agar semua wilayah di Jakarta memiliki balai masyarakat. Sebab balai tersebut bisa menjadi SDM dalam jangka panjang.
“Nah yang harus kita lestarikan adalah pola pikir masyarakat Jakarta agar dia melihat kebudayaan itu menjadi suatu SDM yang panjang,” tutur Rano Karno.
Ketika menyampaikan gagasan ini, Rano juga menyinggung sinetron yang pernah ia bintangi yakni ‘Si Doel Anak Sekolahan’ . Sebab untuk belajar tidak harus di sekolah saja, begitupun dengan melestarikan budaya.
“Saya memberikan judul ‘Si Doel Anak Sekolahan’, kenapa? Karena yang namanya sekolah bukan hanya di sekolahan di tempat ini kita sekolah dan belajar kita kuliah, kita bertanya, kita menjawab, kita berdebat, di sinilah belajar sesungguhnya. Nah tentu ujung dari hasil harus ada tempat untuk melestarikannya diperlukannya Balai Rakyat, Taman Ismail Marzuki,” imbuhnya.
Jakarta Tidak Bisa Atasi Masalahnya Sendiri
Selain soal budaya, pasangan Pramono Anung – Rano Karno juga menyinggung soal permasalahan jakarta yang tidak bisa teratasi sendiri. Menurutnya, permasalahan Jakarta mulai dari banjir hingga kemacetan dapat teratasi karena kerjasama dari berbagai belah pihak.
“Jakarta tidak bisa berdiri sendiri, harus diselesaikan bersama-sama. Untuk itulah lahir konsep Jabodetabek. Saya pernah menjadi ketua koordinator Jabodetabek. Jakarta punya populasi unik, setiap pagi 14 juta (penduduk), malam 9 juta (penduduk) dikelilingi 13.000 industri dengan tingkat populasi yang sangat tinggi,” ujar Rano
“Untuk itu mengatasi permasalahan Jakarta harus dengan kolaborasi,” tambahnya.
Some genuinely fantastic information, Sword lily I found this. “The past is a guide post, not a hitching post.” by L. Thomas Holdcroft.