ArtikelEdukasiKesehatanLifestyleNews

ISPA, Ketahuilah Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyakit ini bisa menjangkit dari anak hingga dewasa

Pengobatan ISPA hanya bisa sembuh dengan menggunakan antibiotik dapat mencegah adanya komplikasi. Selain itu pula, kamu akan terhindar dari bakteri yang mana menyerah melalui droplet pernapasan.

Influenza

Flu dan influenza adalah penyebab umum penyakit infeksi saluran pernapasan, meskipun tergolong ringan. Namun, kenyataannya virus ini cukup merugikan bagi si penderita.

Biasanya influenza sering menyerang pada anak-anak yang akan memiliki kompilkasi tinggi. Selain itu, individu yang mempunyai riwayat penyakit kronis dan para orang tua.

Sebab mereka yang alami penyakit ini akan alami nyeri otot, batuk, pilek, demam tinggi dan lelah. Pada dasarnya penyakit ini hanya membutuhkan perawatan dengan beristirahat cukup. 

Virus RSV  (Respiratory Syncytial) 

Infeksi pernapasan pada bayi secara garis besar penyebabnya adalah RSV yang mana gejalanya seperti flu. Penyakit ini dapat membuat si penderita alami asma jika terjadi pada bayi. 

Baca Juga :  Pemasangan Kembali Sambungan Listrik di Rumah, Panduan untuk Pemilik Rumah!

Penyakit ini muncul, ketika musim semi dan awal musim dingin, oleh sebab itu sebaiknya harus menjaga kondisi tubuh. Tentunya agar tetap sehat dan tak alami penurunan.

Bordetella Pertussis

Batuk rejan masuk dalam kategori penyakit ISPA, dimana penyebabnya karena bakteri yang bernama bordetella pertussis. Penderita akan alami batuk berkepanjangan dan akan semakin parah.  

Batuk rejan akan menjadi semakin parah, apabila tanpa adanya penanganan khusus. Apalagi si penderita masih bayi, dapat berbahaya dan membutuhkan pertolongan medis.

Baca Juga :  5 Trik Ampuh Sulap Macbook Jadi Kantor Virtual Impian

Itulah beberapa virus atau kuman penyebab penyakit infeksi pernapasan. Pada intinya penyakit ini terjadi karena kurangnya imunitas tubuh manusia.

Untuk mereka yang ingin sehat, maka harus tetap menjaga tubuh supaya terhindar dari beberapa virus penyebab infeksi pernafasan. Beberapa virus tersebut adalah sebagai berikut:

  • Adenovirus.
  • Rhinovirus.
  • Parainfluenza virus.
  • Virus corona.

Sedangkan bakteri penyebab munculnya penyakit infeksi pernafasan ini adalah:

  • Staphylococcus aureus.
  • Haemophilus.
  • Klebsiella pneumoniae.
  • Mycoplasma pneumonia.
  • Chlamydia.

Itulah bakteri dan virus penyebab penyakit gangguan pernapasan yang sangat berbahaya. Apalagi jika penanganannya lambat, maka akan menyebabkan kematian.

Cara Mendiagnosis ISPA

Bila ingin melakukan pemeriksaan mendalam, sebaiknya harus memeriksakan diri ke dokter. Pada umumnya akan ada serangkaian pemeriksaan terkait kesehatan dan seputar kesehatan pasien.

Pemeriksaan pertama pada pasien adalah penyakit bawaan yang dapat menganggu kesehatan atau riwayat penyakit. Lalu dokter juga akan melanjutkan pemeriksaan mulai dari hidung, tenggorokan dan telinga.

Baca Juga :  Teddy Indra Wijaya Resmi Menjabat Sebagai Sekretaris Kabinet, Ini Pandangan Sejumlah Pakar

Selain memeriksa daerah pernapasan atas, dokter akan melanjutkan pernpasan bawah, yaitu organ paru-paru menggunakan stetoskop. Apakah alami adanya peradangan dan penumpukan cairan. 

Jika pasien atau penderita alami asma akan ada pemeriksaan pada kadar oksigen. Bahkan dokter pun akan melakukan tes yang meliputi:

  • Tes darah.
  • Tes dahak.
  • melakukan CT scan dan ronsen dada.

Faktor Penyebab ISPA

Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, apalagi jika imun tubuh menurun. Pastinya akan cepat menular pada bayi atau anak kecil.

Namun, terdapat beberapa orang yang sering alami penyakit ini diantaranya yaitu:

  • Orang dengan kekebalan tubuh yang cukup.
  • Anak bayi yang sering dibawa di keramaian.
  • Pasien yang memiliki penyakit paru obstruktif.
  • Asma.
  • Gagal jantung.
  • Orang yang memiliki penyakit HIV AIDS.
  • Leukimia.
  • Pasien pasca transplantasi organ.
  • Penyakit paru bawaan atau jantung.

Cara Penanganan Penyakit ISPA

Virus berbahaya ini biasanya akan sembuh sekitar 1 sampai 2 minggu. Dengan demikian, pengobatan insentif tetap berjalan hingga kondisi pasien membaik. 

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya
Tampilkan lebih banyak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berkaitan

Back to top button