Lifestyle

Sering Jadi Perdebatan di Kalangan Masyarakat, Ini Dia Mitos Penyakit Gerd yang Populer

Mitos Penyakit Gerd

Mitos penyakit Gerd seringkali menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Lantas, apa itu Gerd? Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung terjadi ketika katup di bagian bawah kerongkongan melemah.

Katup ini seharusnya terbuka saat makanan masuk ke lambung dan tertutup rapat setelahnya agar isi lambung tidak naik kembali ke kerongkongan. Namun, pada penderita Gerd, katup ini tidak bisa menutup dengan sempurna.

Saat asam lambung naik ke kerongkongan akan menyebabkan iritasi. Karena itu, penderita Gerd akan mengalami sejumlah gejala yang membuat kesehatan menurun seperti, mual muntah, pusing dan lainnya.

Gejala Gerd yang Sering Terjadi

Saat asam lambung naik, penderita Gerd umumnya mengalami rasa asam atau pahit di mulut serta sensasi perih atau panas di dada dan ulu hati. Gejala ini sering memburuk saat membungkuk, berbaring, atau setelah makan. Berikut, gejala Gerd yang lainnya:

  • Sulit menelan atau merasa ada benjolan di tenggorokan
  • Batuk-batuk, sesak napas, dan kambuhnya asma
  • Suara menjadi serak
  • Mual dan muntah
  • Sakit tenggorokan
  • Isi lambung naik tanpa disadari
  • Gangguan tidur
  • Kerusakan gigi akibat paparan asam lambung
  • Bau mulu
  • Lidah tampak putih
  • Sakit kepala
Baca Juga :  5 Inspirasi Outfit Warna Merah untuk Liburan yang Berkelas

Mitos Penyakit Gerd yang Cukup Populer

Mitos Penyakit Gerd
Mitos Penyakit Gerd (Dok. Ist)

Penyakit asam lambung atau Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease) seringkali dikelilingi oleh berbagai mitos yang dapat menyesatkan pemahaman penderitanya. Berikut beberapa mitos penyakit Gerd beserta fakta yang sebenarnya:

1. Mitos: Gerd sama dengan maag

Fakta: Gerd dan maag adalah dua kondisi yang berbeda. Gerd terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan gejala seperti rasa terbakar di dada (heartburn).

Sementara itu, maag adalah peradangan pada lambung yang sering terjadi karena infeksi atau penggunaan obat tertentu. Meskipun sama-sama menimbulkan rasa tidak nyaman di perut, namun keduanya merupakan penyakit yang berbeda.

2. Mitos: Gerd adalah penyakit keturunan

Fakta: Meskipun riwayat keluarga dapat meningkatkan risiko, faktor utama pemicu Gerd adalah gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan buruk, obesitas, dan merokok.

Baca Juga :  Mitos Ular Masuk Rumah yang Populer di Kalangan Masyarakat, Benarkah Pembawa Petaka?

3. Mitos: Gerd dapat menyebabkan kematian mendadak

Fakta: Gerd tidak langsung menyebabkan kematian mendadak. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, Gerd dapat menyebabkan komplikasi serius seperti esofagitis atau bahkan kanker esofagus.

4. Mitos: Gerd bisa sembuh hanya dengan sering makan

Fakta: Makan lebih sering tidak menjamin penyembuhan Gerd. Pengelolaan Gerd memerlukan perubahan gaya hidup, seperti menghindari makanan pemicu, menjaga berat badan ideal, dan menghindari merokok.

5. Mitos: Gerd selalu menyebabkan kanker esofagus

Fakta: Tidak semua penderita Gerd akan mengembangkan kanker esofagus. Namun, refluks asam yang kronis dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi tersebut. Karena itu, penderita Gerd harus menjaga pola hidup agar terhindar dari kanker esofagus.

Memahami perbedaan antara mitos dan fakta seputar Gerd sangat penting untuk penanganan yang tepat. Jika Anda mengalami gejala Gerd, konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai.

Baca Juga :  Wisata Kuliner Kaki Lima Murah Meriah, Dijamin Bakal Ketagihan

Tips Mencegah Penyakit Gerd

Setelah mengetahui mitos penyakit Gerd, Anda juga harus mengetahui tips pencegahannya. Sebab, penyakit ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman saat kambuh. Berikut, tips mencegah penyakit Gerd yang bisa Anda terapkan mulai sekarang:

1. Makan dalam Porsi Kecil dan Sering

Mengonsumsi makanan dalam porsi besar dapat meningkatkan tekanan pada lambung, memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan. Oleh karena itu, disarankan untuk makan dengan porsi lebih kecil namun lebih sering.

2. Hindari Makanan dan Minuman Pemicu

Beberapa jenis makanan dan minuman dapat memicu gejala Gerd, seperti makanan berlemak, pedas, asam, cokelat, kafein, minuman bersoda, dan alkohol. Menghindari konsumsi makanan dan minuman tersebut dapat membantu mencegah gejala.

3. Jangan Langsung Berbaring Setelah Makan

Memberi jeda antara waktu makan dan tidur setidaknya 2-3 jam dapat mencegah asam lambung naik saat Anda berbaring. Karena itu, duduk terlebih dahulu setelah makan. Setelah duduk selama beberapa jam, Anda bisa berbaring.

4. Tinggikan Kepala Saat Tidur

Mengangkat kepala tempat tidur sekitar 15-20 cm dapat membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan selama tidur. Tips ini sangatlah mudah, sehingga Anda bisa menerapkannya mulai dari sekarang.

5. Menjaga Berat Badan Ideal:

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada perut, memicu naiknya asam lambung. Menurunkan berat badan yang berlebih dapat membantu mencegah gejala Gerd.

6. Berhenti Merokok

Merokok dapat melemahkan otot katup esofagus bawah, mempermudah asam lambung naik ke kerongkongan. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko Gerd dan penyakit serius lainnya.

7. Hindari Pakaian Keta

Pakaian yang ketat di area perut dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen, memicu naiknya asam lambung. Mengenakan pakaian yang longgar dapat membantu mencegah gejala.

8. Kelola Stres

Stres dapat memicu peningkatan produksi asam lambung. Teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau olahraga ringan dapat membantu mengurangi stres dan mencegah gejala Gerd.

Selain memahami mitos penyakit Gerd, Anda juga harus menerapkan langkah-langkah di atas untuk mengurangi risiko dan mencegah gejala Gerd. Namun, jika gejala terus berlanjut atau memburuk, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button