Mitos Tsunami Aceh Lengkap dengan Faktanya, No.3 Bikin Merinding

Mitos Tsunami Aceh

10 tahun silam, Aceh mengalami tsunami yang sangat dahsyat. Kejadian ini merusak rumah dan beberapa prasarana umum lainnya. Tak hanya itu saja, kejadian ini juga menewaskan banyak orang. Oleh karena itu, tidak heran jika mitos Tsunami Aceh cukup populer di masyarakat.

Peristiwa ini menghadirkan beragam cerita dari masyarakat. Sebab, banyak yang kehilangan keluarga hingga harta benda. Meskipun demikian, tak jarang banyak masyarakat yang mendapatkan keajaiban seperti terselamat dari bencana melalui hal-hal tak terduga.

Mitos Tsunami Aceh yang Populer di Kalangan Masyarakat

Sama halnya dengan kejadian di tempat lain, tsunami Aceh juga menghadirkan kisah misterius. Kisah ini menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Aceh dan sekitarnya. Berikut, mitos Tsunami Aceh yang populer di kalangan masyarakat umum, yakni:

1. Keberadaan Ular Raksasa

Kisah yang pertama datang dari seorang wanita bernama Ummikasum. Ia termasuk korban tsunami yang berhasil selamat. Namun, kisahnya terbilang cukup unik dan tidak bisa Kita pikir dengan logika. Pasalnya, ia mengaku bisa selamat usai ditolong oleh ular raksasa.

Setiap harinya, Ummikasum berprofesi sebagai juru pemandi jenazah dan bidan kampung. Menurut pengakuannya, ia tak sadarkan diri saat tsunami berlangsung. Meskipun demikian, ia mengaku ingat bahwa terdapat ular besar yang melilit tubuhnya. Namun, ia merasa tidak takut.

Lebih lanjut, Ummikasum menjelaskan bahwa ia sempat membisikkan kalimat “Saya bilang waktu itu, tolong selamatkan saya ke darat,” ucapnya dengan bahasa Aceh. Setelah mengucapkan kalimat tersebut, ular raksasa lantas membawanya ke jembatan.

2. Pria Berjubah Putih

Mitos Tsunami Aceh (Dok. Ist)

Selain ular raksasa, terdapat kisah menarik dari warga Aceh lainnya. Saat gelombang tsunami menerjang rumah warga, terdapat sebuah kubah yang terdampar ke Desa Gurah. Dari tempat asalnya, kubah ini berpindah tempat dengan jarak 2,5 KM. Kubah tersebut terbawa air tsunami.

Kubah ini berada di tengah-tengah sawah dan sekitar gunung. Oleh karena itu, pemindahan kubah menyisakan banyak misteri. Bahkan, banyak warga yang mengaitkan kejadian ini dengan mistis. Terlebih, seorang warga yakni Sriana pernah bertemu dengan tamu yang aneh.

Menurut pengakuannya, tamu tersebut merupakan pria berjubah putih. Kala itu, pria tersebut melihat kubah dengan takjub sembari mengucapkan lafal Allah SWT. Dengan demikian, banyak yang mengkaitkan keberadaan pria terbang dengan pindahnya kubah ke desa lainnya.

3. Masjid Rahmatullah Tetap Berdiri Kokoh

Mitos tsunami Aceh memang meninggalkan banyak pertanyaan di benak masyarakat. Terlebih dalam kejadian ini terdapat sebuah masjid yang berdiri kokoh yakni Masjid Rahmatullah. Padahal, masjid ini lokasinya sekitar 500 m dari bibir pantai sehingga sangat dekat.

Masjid ini sudah berdiri sejak 12 September 1997 oleh Gubernur Aceh saat itu Syamsudin Mahmud. Sebelum tsunami, masjid ini mampu menampung lebih dari 6.000 jamaah. Oleh karena itu, tidak heran jika keberadaan masjid ini populer di kalangan masyarakat Indonesia.

4. Penemuan ABG Korban Tsunami di Aceh

Selain mitos tsunami Aceh yang populer, peristiwa ini menjadi momen menyediakan bagi beberapa orang. Bahkan, seorang ABG (15) yak i Fanisa Rizki harus ke Malaysia untuk bekerja. Beruntung, pemerintah sigap dalam menjemput Fanisa Rizkia dari Malaysia.

Setelah tsunami, Fanisa Rizkia mengaku bahwa ia tinggal di Malaysia selama beberapa tahun. Ironisnya, ia justru mendapatkan perlakuan kasar dari agensi yang menyalurkannya. Meskipun demikian, ia mengaku senang bisa kembali ke tanah air.

Fakta Tsunami Aceh yang Populer di Kalangan Masyarakat

Selain mitos, kejadian tsunami Aceh juga memiliki sejumlah fakta. Fakta ini sudah tercatat di beberapa media. Oleh karena itu, tidak heran jika fakta ini menjadi jawaban atas mitos yang beredar. Berikut fakta Tsunami Aceh yang cukup populer, yakni:

1. Arti Kemunculan Gelombang S

Saat tsunami Aceh terjadi, terdapat gelombang yang menunjukkan huruf S. Bahkan seismogram menunjukkan bahwa deformasi yang terjadi di Samudra Hindia sebelah barat Aceh adalah proses pergeseran (shearing) yang terjadi secara tiba-tiba pada kerak bumi.

2. Gempa Tektonik Tidak Mendadak

Pada dasarnya, tsunami terjadi akibat adanya gempa tektonik. Gempa ini sudah ada sejak tahun 2002. Meskipun demikian, puncak gempa baru terjadi pada tahun 2004. Hal ini menunjukkan bahwa, gempa tektonik tidak terjadi secara mendadak.

Sementara itu, gempa susulan juga terjadi beberapa kali. Artinya, tsunami ini tidak memiliki hubungan dengan meledaknya nuklir di Aceh. Terlebih, gempa tersebut juga tercatat secara terstruktur sehingga mitos gempa mendadak tidaklah benar.

3. Perubahan data magnitudo hal biasa

Terkait adanya perubahan data magnitudo dan posisi episentrum gempa Aceh 2004 adalah hal biasa dalam analisis penentuan parameter gempa. Perubahan parameter gempa terjadi karena adanya pemutakhiran data.

“Perubahan parameter gempa terjadi karena adanya pemutakhiran data akibat bertambahnya data seismik yang masuk dan digunakan untuk dianalisis oleh petugas di lembaga monitoring gempa,” ujar Daryono

Secara garis besar mitos tsunami Aceh cukup populer di kalangan masyarakat. Meskipun belum tentu benar, namun masih banyak yang mempercayainya. Terlebih mitos tersebut sudah tersebar secara luas baik dari mulut ke mulut atau bahkan sumber media online.

Exit mobile version