Kediri merupakan salah satu kota yang terdapat di Jawa Timur. Kota ini memiliki banyak tempat wisata dan tempat kuliner. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak wisatawan tertarik liburan di kota ini. Sayangnya, terdapat mitos kota Kediri yang sangat populer.
Meskipun mitos sering menjadi perdebatan, namun banyak masyarakat yang menghormatinya. Terlebih, beberapa orang pernah mengalami kejadian aneh. Oleh karena itu, terdapat beberapa pantangan yang harus Kamu patuhi saat liburan di Kediri.
Daftar isi:
5 Mitos Kota Kediri yang Pantang Dilanggar
Karena panorama alamnya yang memukau, kota Kediri sering menjadi pilihan wisatawan saat liburan. Meskipun terlihat menyenangkan, Kamu harus mematuhi beberapa pantangan agar kembali dengan selamat. Berikut mitos kota Kediri terpopuler:
1. Piramida Terpendam
Di kota Kediri terdapat gunung Klotok yang menyimpan banyak misteri. Uniknya, gunung ini memiliki bentuk seperti Piramida sehingga terlihat memukau. Konon katanya, gunung tersebut merupakan peninggalan pra sejarah sehingga bentuknya mirip candi.
Hingga saat ini, belum ada masyarakat yang mengetahui kebenaran mitos tersebut. Namun yang pasti, gunung Klotok memiliki bentuk sertifikat piramida. Tak hanya itu saja, banyak yang menyebut bahwa gunung ini mirip dengan perempuan yang tertidur.
Karena mitos tersebut, gunung ini mendapat julukan “si cantik yang tidur”. Selain itu, banyak masyarakat yang percaya bahwa gunung ini menjadi tempat bertapanya Dewi Kilisuci, putri dari Kerajaan Medang.
2. Warga Kediri Tidak Boleh Menikah dengan Warga Lamongan
Mitos kota Kediri yang selanjutnya yaitu, larangan menikah dengan warga Lamongan. Cerita ini bermula saat Adipati Kediri mendengar berita bahwa putra dari Raden Panji Puspokusumo akan menikahi kedua putrinya, namun Adipati Kediri memiliki syarat.
Syarat tersebut adalah Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi harus mau memeluk Islam. Mempelai perempuan harus yang melamar pihak pria dan mempelai perempuan harus datang ke Lamongan membawa hadiah berupa gentong air dari batu.
Namun sayangnya, pernikahan Mereka terpaksa batal. Bahkan kedua belah pihak melakukan perang yang mengakibatkan Panji Laras, Panji Liris dan Ki Patih Mbah Sabilan tewas. Sejak saat itu, warga Kediri dan warga Lamongan tidak boleh menikah.
3. Ramalan Jaya Baya
Orang Jawa memiliki satu ramalan populer, yaitu ramalan Jaya Baya di Kitab Musarar yang ditulis oleh Raja Kerajaan Kediri. Banyak orang yang percaya bahwa ramalan Jaya Baya sering terjadi di masa depan, berikut isi ramalan tersebut yang sudah terjadi.
Besuk yen wis ono kereto mlaku tanpo jaran, Tanah Jawa kalungan wesi, Prau mlaku ing awang-wang, Kali ilang kedhunge, Pasar ilang kumandhange, Iku tanda yen tekane zaman Joyoboyo wis cedak, Bumi soyo suwe soyo mengkeret, Sekilan bumi dipajeki, Jaran doyan sambel, Wong wadon nganggo pakaian lanang, Iku tandane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman.
4. Buaya Putih di Sungai Brantas
Pada beberapa tahun lalu, warga Kediri melihat keberadaan buaya putih di sungai Brantas. Meskipun tergolong wajar, namun banyak masyarakat yang mengaitkannya dengan mitos. Konon katanya, buaya putih ini merupakan makhluk gaib
Selain itu, buaya putih ini akan terlihat pada malam 30 September malam Kamis Kliwon. Konon katanya, Sungai Brantas penuh dengan mayat korban G30S/PKI. Dengan demikian, kemunculan buaya putih ini memberi pesan agar kejadian ini tidak terjadi.
Tak hanya itu saja, kemunculan buaya tersebut menjadi peringatan di tahun politik agar calon-calon pemimpin menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana. Terlebih mencari pemimpin yang bijaksana bukanlah perkara yang mudah dipahami era digital.
5. Kutukan Khusus Kepala Negara
Terakhir ada mitos tentang kutukan khusus kepala negara. Ketikkan tersebut berisi, “Siapa kepala negara (yg memiliki jabatan tinggi) yang tidak suci benar masuk wilayah kota Kediri maka dia akan jatuh.” Artinya, kepala negara bisa lengser setelah ke Kediri.
Hingga saat ini, kutukan ini masih populer. Sebab Presiden Soekarno, BJ Habibie, dan Abdul Rahman Wahid atau Gus Dur langsung lengser setelah datang ke Kota Kediri.BJ Habibie tidak lanjut karena masa tugasnya sudah habis dan tidak ikut Pemilu 1999.
Tak hanya itu saja, Soeharto yang menjabat selama 32 tahun juga lengser setelah mendatangi kota Kediri. Ia mendatangi kota Kediri pada tahun 1998. Meskipun demikian, Soeharto masih populer di kalangan masyarakat Indonesia.
Keberadaan mitos ini sering menjadi perbincangan masyarakat sekitar. Namun, presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY berhasil mematahkan mitos ini. Bahkan, SBY pernah mendatangi kota Kediri sebanyak 2 kali.
Itulah beberapa mitos kota Kediri yang populer di kalangan masyarakat. Meskipun keberadaan mitos tersebut belum tentu benar, namun Kamu harus menghormatinya. Sebab, setiap daerah memiliki kebudayaan, dan adat istiadat yang berbeda-beda.