
Kelapa untuk tradisi ini biasanya berukuran besar, dan bewarna kuning. Namun, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda. Sebelum prosesi tingkeban, biasanya sesepuh akan memberitahukan beberapa peralatan untuk prosesi siraman.
Daftar isi:
4. Anggreman
Setelah tradisi brojolan, biasanya calon ayah dan calon ibu akan duduk di atas tumpukan kain bekas siraman. Prosesi ini mirip dengan pengeraman telur, dengan harapan agar bayi dapat lahir dengan selamat. Oleh karena itu, prosesi ini sangatlah penting.
Dalan daerah tertentu, biasanya calon ayah dan ibu akan menggunakan make up seperti bedak. Namun, tidak semua daerah melaksanakan langkah ini. Ada daerah yang langsung melakukan tahap selanjutnya tanpa melakukan prosesi Anggreman.
5. Pemotongan Kelapa Gading
Mitos tingkeban dalam budaya Jawa yang selanjutnya berkaitan gender. Dalam tradisi ini, terdapat ritual pemotongan Kelapa Gading. Artinya, calon ayah nantinya akan memotong kelapa bergambar dewa. Apabila kelapa terbelah sempurna, jenis kelamin bayi adalah perempuan.
Jika kelapa tidak terbelah sempurna, maka jenis kelaminnya laki-laki. Mitos ini seringkali terjadi, sehingga masih banyak yang melakukan prosesi siraman. Namun, ada juga bayi yang diprediksi laki-laki namun yang keluar wanita. Untuk lebih jelasnya, pasutri bisa melakukan USG ke dokter.
Setalah rangkaian acara tersebut selesai, biasanya sesepuh akan menuntun para tamu dan pasutri untuk membaca doa. Hal ini bertujuan agar proses persalinan berjalan lancar serta ibu dan anak selamat. Mengigat persalinan merupakan momen yang menegangkan.
Itulah beberapa mitos tingkeban dalam budaya Jawa yang populer di kalangan masyarakat. Meksipun zaman sudah berkembang, namun masih banyak masyarakat yang melakukan tradisi ini. Terlebih, tingkeban memiliki tujuan dan harapan baik untuk ibu ataupun calon anak.