
Meskipun demikian, beberapa daerah yang tidak menggelar tradisi ini juga tidak mengalami nasib buruk. Dengan begitu, mitos ini hanya popular di daerah tertentu. Namun, Kita harus menghormatinya karena setiap daerah memiliki cara tersendiri untuk melestarikan budayanya.
Sementara itu, pasutri yang menggelar acara tingkeban akan mengundang kerabat terdekat baik dari keluarga wanita ataupun pria. Selain itu, tradisi ini berlangsung di malam hari. Jika di daerah Jawa, waktu siraman berlangsung di halaman rumah atau depan rumah.
Daftar isi:
Rangkaian Tradisi Tingkeban di Jawa
Mitos tingkeban dalam budaya Jawa memang populer. Oleh karena itu, para anak muda harus mengetahui rangkataan tradisi ini agar keberadaannya tetap lestari. Mengigat, tradisi yang tidak dilestarikan akan hilang secara perlahan. Berikut, rangkaian acara tingkeban di Jawa yakni:
1. Siraman atau Mandi Kembang
Pada dasarnya, tingkeban bertujuan untuk membersihkan lahir dan batin ibu serta calon bayi. Selain itu, siraman dilakukan oleh tujuh orang bapak dan ibu. Kemudian anggota keluarga yang paling tua mengawali tradisi siraman. Tak hanya itu saja, siraman menggunakan bunga 7 rupa.
Sementara itu, air untuk siraman terdapat di gentong dari tanah liat. Kemudian, gayung untuk siraman terbuat dari batok kelapa. Peralatan untuk siraman memiliki makna tersendiri. Oleh karena itu, calon ibu atau calon ayah harus menyediakan peralatan siran dengan lengkap
2. Pantes-pantes atau Ganti Busana
Setelah prosesi siraman atau mandi kembang selesai, ibu hamil akan berganti pakaian sebanyak tujuh kali. Pakaian ini merupakan jarik dengan motif beragam. Setiap motif tentu memiliki harapan yang baik bagi ibu dan calon anak, sehingga jarik harus bermotif baik.
Selain itu, jarik untuk tradisi ini tidak harus baru. Namun, banyak pasutri yang memilih jarik baru sebagai bentuk antusiasme dalam menyambut anak. Terlebih, tingkeban merupakan tradisi untuk menyambut anak pertama.
3. Brojolan

Dalam ritual ini, terdapat 2 kelapa yang memiliki gambar Dewa Kamajaya dan Dewi Ratih. Kelapa ini biasanya akan di gelundingkan dari perut ibu hamil. Hal ini bertujuan agar proses persalinan berjalan lancar, serta bayi memiliki paras yang rupawan seperti kedua dewa tersebut.