
Dapat diperhatikan juga bahwa wilayah dataran rendah memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami banjir rob dibandingkan dengan daerah yang lebih tinggi dari permukaan laut. Hal ini karena rendahnya elevasi daratan memudahkan air laut untuk mencapai dan membanjiri area tersebut.
Terakhir, salah satu cirinya yang khas adalah rasa asin pada air banjir jenis ini. Kandungan garam dari air laut yang terbawa ke daratan menjadi salah satu faktor yang membedakan banjir rob dari banjir jenis lainnya.
Daftar isi:
Penyebab Banjir Rob
Beberapa faktor di bawah ini memiliki kemampuan untuk memengaruhi serta menyebabkan kejadian banjir rob, termasuk di dalamnya adalah:
1. Pemanasan Global
Pemanasan global menjadi salah satu pemicu utama meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir rob. Fenomena pemanasan global menghasilkan perubahan dramatis dalam kondisi alam, yang menyebabkan kenaikan suhu global secara signifikan. Hal ini mengakibatkan proses pelelehan es di kutub yang pada gilirannya meningkatkan volume air di laut. Peningkatan volume air laut ini, dengan demikian, menimbulkan keprihatinan dan risiko yang lebih tinggi terhadap banjir rob, terutama bagi komunitas yang berada di sepanjang garis pantai.
2. Kerusakan Hutan Mangrove
Hutan mangrove dan hutan pantai memiliki peran penting dalam menahan intrusi air laut ke daratan serta melindungi tanah dari abrasi. Kerusakan ekosistem mangrove dan praktek penebangan yang berlebihan berarti hilangnya perlindungan alami terhadap gelombang pasang. Akibatnya, gelombang dan pasang surut menjadi ancaman serius bagi wilayah pesisir, memperbesar risiko terjadinya banjir rob dan kerentanan terhadap serangan air.
3. Penggunaan Air Tanah yang Berlebihan
Penggunaan berlebihan air tanah menyebabkan penurunan permukaan tanah, terutama di daerah pesisir yang bergantung pada akses air bersih yang cukup. Kondisi ini mendorong masyarakat mencari sumber air alternatif, yang pada gilirannya meningkatkan risiko intrusi air laut ke daratan dengan menurunkan permukaan tanah di sepanjang pesisir.
4. Kondisi Topografi Wilayah
Topografi yang rendah atau terletak di bawah permukaan air laut merupakan faktor penting dalam terjadinya banjir ini. Wilayah dengan kondisi topografi seperti ini memungkinkan air laut mengalir dengan mudah ke daratan, menyebabkan genangan air.
5. Alih Fungsi Tanah Rawa, Sawah, dan Lainnya
Alih fungsi tanah dari rawa atau sawah ke penggunaan lain, seperti pembangunan pemukiman atau infrastruktur, menghalangi kemampuan tanah untuk menyerap air. Perubahan ini sering kali mengakibatkan banjir yang cepat terjadi, termasuk banjir ini yang seringkali mengancam wilayah tersebut.
6. Penyumbatan Sungai oleh Sampah
Penimbunan sampah di muara sungai seiring waktu menyebabkan pendangkalan sungai dan mengurangi kapasitasnya untuk menampung air. Hal ini berujung pada situasi di mana air laut dapat mengalir kembali ke sungai saat air pasang, dan karena sungai tidak mampu menampungnya, air meluap ke daerah sekitarnya.
7. Keterbatasan Bantaran Sungai
Bantaran sungai yang sempit dapat mengakibatkan pengurangan volume air yang bisa ditampung, sehingga meningkatkan risiko banjir ini di daerah sekitarnya.
8. Kekurangan Sistem Drainase
Drainase yang tidak efektif mengganggu kemampuan tanah untuk menyerap air dengan baik. Kondisi ini membuat wilayah rentan terhadap banjir, baik yang disebabkan oleh curah hujan maupun air laut yang meluap.
One Comment