Mitos Hari Natal yang Populer di Indonesia, Mulai dari Kehadiran Sinterklas hingga Hadiah di Kaus Kaki

Mitos Hari Natal

Tinggal menghitung hari, umat Kristiani di penjuru dunia akan merayakan hari Natal. Biasanya hari natal identik dengan pertanyaan yang meriah, sebab Natal merupakan momen kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Lantas, apakah ada mitos hari Natal yang populer di Indonesia?

Mitos sendiri menjadi salah satu informasi turun menurun yang sudah ada sejak zaman dulu. Meskipun keberadaannya belum tentu benar, namun banyak masyarakat yang mempercayainya. Bahkan ada banyak mitos di hari natal yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Selain itu, natal identik momen kumpul bersama keluarga sambil menghias rumah dengan pohon natal dan pernak-pernik lainnya. Tak hanya itu saja, umat kristiani juga sering bertukar kado untuk memeriahkan natal.

Mitos Hari Natal yang Populer di Indonesia

Natal memang identik dengan perayaan yang penuh dengan suka cita, sayangnya ada beberapa mitos yang populer tentang natal. Mitos ini sudah ada sejak zaman dahulu, sehingga beberapa orang masih mempercayainya. Berikut mitos hari natal yang cukup populer, yakni:

1. Yesus Lahir Tanggal 25 Desember

Pada dasarnya, natal selalu jatuh pada tanggal 25 Desember. Oleh karena itu, banyak orang yang menganggap bahwa Tuhan Yesus lahir pada tanggal 25 Desember. Padahal, dalam Alkitab tidak ada pembahasan tentang kelahiran Tuhan Yesus sehingga pendapat ini hanyalah mitos.

Meskipun demikian, beberapa orang percaya bahwa Yesus lahir pada bulan Oktober. Sebab, kala itu Maria dan Yusuf tengah melakukan sensus penduduk. Sementara sensus penduduk selalu berlangsung pada bulan Oktober, sehingga pendapatan ini cukup populer di masyarakat.

2. Keberadaan Sinterklas

Mitos Hari Natal (Dok. Ist)

Selain jatuh pada tanggal 25 Desember, natal identik dengan sinterklas. Mitos hari natal ini sudah populer di berbagai negara mulai dari Indonesia, Amerika dan benua Asia lainnya. Banyak orang percaya bahwa sinterklas akan datang ke rumah-rumah sambil membawa hadiah.

Menurut kepercayaan masyarakat, Sinterklas masuk ke dalam rumah melalui cerobong asap dan meletakkan hadiah tersebut di bawah pohon Natal atau di dalam kaus kaki. Sayangnya, hadiah ini hanya berlaku bagi anak-anak yang masuk kedalam daftar anak-anak baik.

3. Hadiah di dalam Kaus Kaki

Karena mitos sinterklas cukup populer,banyak anak-anak yang sengaja menggantung kaos kaki di dekat pohon natal. Dalam kasus kaki tersebut biasanya berisi permintaan atau permohonan. Mereka berharap agar kaus kaki tersebut berubah menjadi hadiah sesuai dengan keinginan.

Warna kaus kaki untuk natal cukup beragam mulai dari merah, hijau, putih, dan sebagainya. Meskipun mitos ini belum tentu benar, namun banyak umat kristiani yang mencobanya. Terlebih, tidak ada yang mustahil di dunia ini. Sehingga hal-hal buruk bisa saja terjadi kapanpun.

4. Sinterklas Adalah St. Nicholas

Beberapa orang percaya bahwa Sinterklas adalah St. Nicholas. Padahal, anggapan ini hanyalah mitos belaka. St. Nicholas adalah seorang uskup di Turki selama abad ke-4 yang meninggalkan uang di kaus kaki orang miskin. Semenjak itu, anggapan St. Nicholas adalah sinterklas lebih hits.

Selain itu, banyak orang Eropa yang menyebut St. Nicholas sebagai bapak natal. Meskipun mitos ini cukup populer, namun ada juga yang belum mempercayai. Hal ini tergantung persepsi masing-masing individu, sehingga Kita tidak berhak memaksa pendapat orang lain.

5. Nyanyian di Malam Natal

Menjelang hari natal, biasanya umat Kristiani akan menghabiskan waktu di gereja untuk beribadah. Sebab Natal merupakan momen yang penuh dengan suka cita, sehingga banyak umat Nasrani yang menyambut dan merayakan natal dengan antusiasme tinggi.

Salah satu cara merayakan natal yaitu menyanyi. Menyanyi di malam natal mampu mendatangkan kebahagiaan. Karena itulah, banyak anak-anak yang bernyanyi di malam Natal. Jingle Bells, O Holy Nights, dan The First Noel menjadi beberapa lagu yang cukup populer.

6. Penemu pohon Natal adalah Pangeran Albert

Mitos hari natal yang selanjutnya, berkaitan dengan pohon natal. Menurut beberapa orang, penemu pohon natal adalah Pangeran Albert atau suami Ratu Victoria pada tahun 1848. Padahal, orang Inggris sudah menggunakan pohon natal sejak 100 tahun yang lalu.

Meskipun mitos ini tidaklah benar, namun masih banyak yang mempercayainya. Terlebih pohon natal sering menjadi pelengkap dalam perayaan natal. Bahkan, sebagian orang berpendapat bahwa natal kurang lengkap tanpa adanya pohon natal dan pernak perniknya.

7. Lagu Jingle Bells adalah lagu Natal

Sama seperti pembahasan sebelumnya, umat kristiani biasanya sering nyanyi saat natal tiba. Bahkan, ada yang menyebut lagu Jingle Bells merupakan lagu natal. Padahal, lagu ini hanya sekedar lagu yang diciptakan oleh seorang musisi Amerika yang rilis pada hari natal.

Selain itu, lagu ini tidak berisi pujian kepada Tuhan Yesus melainkan gambaran situasi dan kondisi di kala Natal. Oleh karena itu, umat Kristiani yang akan merayakan natal sebaiknya memilih lagu yang tepat dan berisi pujian.

Nah, itulah beberapa mitos hari natal yang populer di Indonesia. Mitos tersebut belum tentu benar, untuk itu pastikan tidak mudah mempercayainya. Terlebih jika mitos tersebut bertentangan dengan logika.

Exit mobile version