Bizzyantum – Mitsubishi L300, sebuah kendaraan pick-up yang telah mengukir sejarah panjang dalam pasar otomotif Indonesia, menjadi simbol keberhasilan dan keandalan sejak era 1980-an. Kehadirannya sebagai salah satu pilihan utama dalam kategori kendaraan niaga ringan tidak hanya menjadi sebuah ikon, tetapi juga menjadi bukti keunggulan yang abadi.
Dengan minimnya cacat dan kelemahan, Mitsubishi L300 telah membuktikan dirinya sebagai legenda hidup yang terus eksis dan relevan hingga hari ini. Sebelum merambah ke pasar Indonesia, Mitsubishi L300 telah menorehkan jejaknya dalam sejarah global sebagai Delica, bahkan terlibat dalam arena balap bergengsi. Namun begitu memasuki Indonesia, peran L300 sebagai kendaraan angkutan barang dan penumpang menjadi sangat diandalkan dan di percaya.
Menariknya, dalam beberapa tahun yang terakhir, Mitsubishi ini memperkenalkan Delica sebagai sebuah MPV premium untuk segmen menengah ke atas, sementara L300 tetap mempertahankan posisinya sebagai kendaraan niaga. Meskipun keduanya memiliki akar yang sama, namun kini keduanya menempuh jalur yang berbeda dalam pasar otomotif.
Ketika L300 pertama kali di perkenalkan, terdapat dua varian utama, yakni yang menggunakan bahan bakar solar dan yang menggunakan bensin. Namun, varian bensin sayangnya tidak mampu bersaing dengan popularitas varian solar dan akhirnya lenyap dari pasaran. Padahal, L300 varian bensin ini memiliki performa akselerasi yang lebih superior, menambahkan catatan menarik dalam sejarahnya.
Daftar isi:
Mitsubishi L300 Evolusi Minimalis, Performa Maksimal
Sejak debutnya pada tahun 1981, Mitsubishi L300 telah menjadi ikon yang melekat dalam benak penggemar kendaraan komersial. Meskipun pasar global menyaksikan evolusi cepat Mitsubishi Delica, yang bertransformasi menjadi sebuah minibus dengan kemampuan off-road yang mengesankan, nasib L300 di Indonesia tetap setia pada fungsinya sebagai mobil pengangkut barang dan penumpang komersial. Dengan desain yang konsisten dan sedikit perubahan dari generasi ke generasi, siluet kotaknya telah menjadi ciri khas yang tidak berubah sejak masa lalu.
Untuk memahami perkembangan L300, kita dapat melihat perbedaan antara generasi pertama dan kedua. Generasi pertama dapat di kenali dengan mudah dari kabinnya yang kotak dan lampu depan bulat yang mencolok. Merek “Mitsubishi” di tampilkan dengan bangga di tengah-tengah lampu utama yang besar. Namun, pada generasi kedua, desain lampu depan mengalami perubahan menjadi bentuk kotak yang lebih modern.
Meskipun Mitsubishi Indonesia tidak mengabaikan karakteristik visual khas L300, tetapi gaya klasiknya yang merujuk pada era 80-an tetap di pertahankan. Mesinnya masih di tempatkan di bawah jok, menciptakan pengalaman berkendara yang akrab bagi para penggemar. Bahkan pada versi terbaru, sentuhan modern di tambahkan dengan motif garis dan segitiga yang menghiasi grille-nya.
Meskipun terdapat beberapa upaya modernisasi, bentuk kotak L300 tetap tak tergoyahkan, bahkan pada versi minibus yang hanya mengalami sedikit perubahan pada bagian belakang. Meskipun telah mengalami lima kali “evolusi”, perubahan paling mencolok terletak pada desain lampu depan yang beralih dari bulat menjadi kotak.
Ketangguham Mitsubishi L300
Mitsubishi L300 telah membuktikan ketangguhannya dengan berpartisipasi dalam ajang Paris Dakar, menegaskan reputasinya sebagai kendaraan yang andal dan tangguh. Bahkan julukan lokalnya, Elsapek, yang merupakan kependekan dari eL 300 dalam bahasa China Hokian, mencerminkan popularitasnya yang tak terbantahkan di masyarakat.
Interior Elsapek mungkin terasa sederhana, namun fokusnya pada kenyamanan pengemudi dan penumpang membuatnya tetap di minati. Bahkan dengan pergantian zaman, kebiasaan perpindahan gigi yang tradisional di balik setir tetap di pertahankan, memberikan sentuhan nostalgis kepada pengguna yang setia.
Versi pikap dari Elsapek juga mendapat sambutan hangat, terutama karena kekuatan sasisnya yang tak tertandingi. Fenomena overload saat memuat barang mungkin sudah menjadi hal yang umum di Indonesia. Tetapi Elsapek terbukti mampu menanggung beban berat tersebut tanpa masalah pada kaki-kakinya.
Dalam komunitas Jawa, Mitsubishi L300 di anggap sebagai simbol ketahanan dan keandalan yang telah bertahan dari masa ke masa. Meskipun desainnya sudah jadul dan sedikit berubah dari waktu ke waktu, pengguna Elsapek dengan bangga menyebutnya sebagai “gapuro kabupaten” yang mengingatkan pada keteguhan dan keandalan kendaraan dari era Majapahit.
Interior Sederhana Elsapek Minibus
Meskipun tahun telah berganti menjadi 2019, sedikit sekali perubahan yang terjadi di dalam L300. Kendaraan minibus ini masih mengandalkan dimensi yang luas namun dengan fitur yang sederhana. Dalam usahanya menciptakan kenyamanan, Mitsubishi telah menambahkan AC Double Blower. Kursi yang dapat di rebahkan untuk setiap penumpang, serta head unit untuk memutar musik dari CD atau MP3 player.
Ruangan penyimpanan barang di versi minibus terasa cukup terbatas karena terbatasnya ruang di belakang kursi terakhir. Untuk mengatasi masalah ini, pihak karoseri biasanya menambahkan pintu belakang agar memudahkan akses penyimpanan barang. Namun demikian, hal ini masih belum sebanding jika di bandingkan dengan Hiace terbaru yang memiliki atap tinggi, sehingga memberikan ruang bagasi yang lebih besar.
Dengan demikian, meskipun L300 masih menawarkan kenyamanan dengan fitur-fitur yang telah di sematkan. Perbandingan dengan pesaing terbarunya menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk peningkatan dalam hal ruang penyimpanan barang.