Mitos Telaga Ngebel yang Populer di Kalangan Masyarakat, No 2 Bikin Merinding

Mitos Telaga Ngebel

Telaga Ngebel merupakan salah satu destinasi wisata alam yang terdapat di Kabupaten Ponorogo. Wisata ini sering menarik perhatian wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Meskipun demikian, terdapat mitos Telaga Ngebel yang membuat penasaran.

Destinasi wisata ini terletak di Desa Ngebel, Kecamatan, Ngebel Kabupaten Ponorogo. Selain itu, Telaga Ngebel berada dibawah kaki gunung Wilis. Oleh karena itu, wisata ini memiliki suhu udara yang sejuk. Tak heran jika, wisata ini selalu ramai di akhir pekan ataupun waktu liburan.

Saat mengunjungi telaga Ngebel, Kamu dapat menikmati panorama alam yang cukup memukau. Bahkan, Kamu bisa melakukan berbagai aktivitas seru seperti kulineran, berkeliling telaga, ataupun bercengkrama dengan keluarga tercinta.

5 Mitos Telaga Ngebel yang Populer di Telinga Masyarakat

Pesona Telaga Ngebel (Dok. Ist)

Mitos Telaga Ngebel memang cukup populer, namun hal ini tidak mengurangi daya tarik masyarakat terhadap telaga Ngebel. Terlebih mitos tersebut tidak akan membawa petaka, selama Kamu tidak melakukan perbuatan buruk. Berikut mitos telaga Ngebel yang populer:

1. Terdapat Naga Baru Klinting

Bagi masyarakat Ngebel, mitos ini tentu sudah tidak asing lagi. Sebab Baru Klinting merupakan naga yang menunggu telaga Ngebel. Banyak masyarakat yang percaya bahwa naga tersebut melingkari gunung Wilis. Ada yang percaya bahwa naga tersebut jelmaan Patih Bantarangin.

Namun, ada juga kepercayaan bahwa naga tersebut merupakan jelmaan dari putra Putra Ki Ageng Mangir dan Nyi Roro Kijang. Baru Klinting baru berubah menjadi manusia setelah bersemedi selama 300 tahun. Sebelum berubah, Baru Klinting sempat bertemu warga.

Warga terbuat tengah berburu dan mengambil dagingnya untuk menggelar acara. Setelah berubah, tubuh Baru Klinting penuh dengan luka. Sampai pada akhirnya, ia mendatangi warga untuk meminta makan. Namun tak ada yang memberinya makan kecuali Nyi Latung.

Setelah itu, Baru Klinting berpesan pada Nyai Latung untuk mempersiapkan lesung dan centong sebagai daging. Kemudian Baru Klinting menancapkan lidi pada tanah dan bersumpah tidak ada seorangpun yang bisa mencabutnya. Benar saja, tak ada seorangpun yang bisa mencabut lidi ini.

Tak lama dari itu, Baru Klinting mencabut lidi tersebut dan keluarlah air yang cukup deras. Meskipun demikian, Baru Klinting dan Nyi Latung berhasil selamat karena naik lesung. Sementara warga yang mendzaliminya tenggelam.

2. Terdapat Batu Suci Sebagai Sumber air Telaga

Selain kisah Baru Klinting, terdapat mitos lain terkait keberadaan batu suci. Masyarakat setempat mempercayai bahwa batu suci tersebut merupakan sumber air telaga. Ngebel sendiri merupakan nama seorang pemuda yang telah menemukan batu suci tersebut.

Setelah penemuan batu suci tersebut, air di telaga Ngebel semakin banyak. Karena itu terbentuklah telaga Ngebel yang memiliki panorama alam memukau. Air yang terdapat di telaga ini memiliki banyak manfaat bagi masyarakat sekitar, terutama untuk PLTA dan aliran sawah.

3. Seekor Belut Raksasa

Selain kedua mitos tersebut, terdapat mitos lain terkait keberadaan belut raksasa. Konon sebelum pembangunan PLTA, telaga Ngebel dihuni oleh seekor belut raksasa. Bahkan terdapat nelayan yang pernah melihat keberadaan belut ini. Oleh karena itu, mitos ini cukup populer.

Menurut cerita yang beredar, belut tersebut hampir menenggelamkan perahu nelayan. Namun, belut tersebut sudah tidak pernah menampakkan diri lagi. Banyak masyarakat percaya bahwa, belut tersebut sudah tiada akibat pembangunan PLTA yang menggunakan dinamit

4. Sering Mendengar Suara Misterius

Sejak tahun 2011, banyak masyarakat yang sering mendengar suara misterius dari area Telaga. Bahkan, suara misterius ini masih terdengar hingga sekarang. Merasakan kejadian ini, membuat masyarakat menganggap bahwa suara terbit berasal dari naga penunggu telaga.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa suara tersebut berasal dari pergerakan geologi di daerah tersebut. Meskipun demikian, masyarakat masih mempercepat adanya mitos penunggu telaga.

Mitos ini bukanlah hal yang asing, namun keberadaannya tidak mengganggu aktivitas masyarakat. Namun, masyarakat dan pengunjung harus menjaga sikap saat berada di sekitar telaga. Hal ini bertujuan agar Kamu tidak mengalami hal-hal mistis.

5. Meludah Sembarangan Bisa Bikin Sial

Saat Kamu berkunjung ke telaga Ngebel, usahakan untuk menjaga sopan santun. Selain itu, hindari mengucapkan kata-kata kotor. Sebab masyarakat percaya bahwa mengucapkan kata-kata kotor bisa mendatangkan petaka dan juga kesiapan secara bertubi-tubi.

Tak hanya itu saja, Kamu juga tidak boleh meludah sembarang. Meskipun mitos ini tergolong menyeramkan, namun Kamu tidak akan mengalaminya jika pandai menjaga diri. Terlebih menjaga sopan santun merupakan adab yang patut Kamu miliki.

Sebagian orang percaya bahwa, pengunjung yang suka berkata kotor dan meludah sembarangan tidak bisa pulang dengan selamat. Bahkan tak jarang pengunjung akan kesulitan mencari jalan pulang.

Mitos telaga Ngebel memang terdengar menyeramkan. Meskipun demikian, wisata ini tetap menjadi favorit wisatawan lokal dan mancanegara. Mengingat mitos tersebut tidak akan membawa petaka asalkan Kamu bisa menjaga lisan dan perbuatan.

Exit mobile version